Selasa, 04 Oktober 2016

Tapi jika waktunya cukup kami juga ingin

ngekost yang jaraknya tidak lumayan jauh. Sengaja aku mengajaknya untuk bersepeda ke daerah Bantul. Selain mencari suasana bersepeda baru, kami juga ingin main ke rumah Anin atau Bayu. Kebetulan Kholid aku pernah main ke rumahnya. Tapi jika waktunya cukup kami juga ingin main ke rumah mereka semua.


Dar awal sebenarnya aku tidak muluk-muluk untuk bisa main ke curug Banyunibo. Aku hanya ingin bersilaturahmi ke rumahnya dan bersepeda bareng. Jika ada waktu boleh juga untuk main ke curug Banyunibo. Selain penasaran ingin juga basah-basahan.

Sebelum berangkat malamnya aku menghubungi Anin terlebih dahulu. Tapi dia ada kegiatan sedari pagi hingga siang, kurang lebih sampai Dzuhur. Untuk Kholid dan Bayu nanti aku hubungi di rumah Anin saja. Kurang lebih pukul 11.00 kami berangkat menuju rumah Anin. Ketika sampai di Pasar Seni Gabusan aku meminta berhenti selain istirahat ingin mengabadikan foto juga.

ngekost yang jaraknya tidak lumayan jauh. Sengaja aku mengajaknya untuk bersepeda ke daerah Bantul. Selain mencari suasana bersepeda baru, kami juga ingin main ke rumah Anin atau Bayu. Kebetulan Kholid aku pernah main ke rumahnya. Tapi jika waktunya cukup kami juga ingin main ke rumah mereka semua.

Dar awal sebenarnya aku tidak muluk-muluk untuk bisa main ke curug Banyunibo. Aku hanya ingin bersilaturahmi ke rumahnya dan bersepeda bareng. Jika ada waktu boleh juga untuk main ke curug Banyunibo. Selain penasaran ingin juga basah-basahan.

Sebelum berangkat malamnya aku menghubungi Anin terlebih dahulu. Tapi dia ada kegiatan sedari pagi hingga siang, kurang lebih sampai Dzuhur. Untuk Kholid dan Bayu nanti aku hubungi di rumah Anin saja. Kurang lebih pukul 11.00 kami berangkat menuju rumah Anin. Ketika sampai di Pasar Seni Gabusan aku meminta berhenti selain istirahat ingin mengabadikan foto juga.

Jumat, 26 Desember 2014

Bersyukur Saat Sehat dan Sabar Saat Sakit.

Allah SWT yang menguasai tubuh kita dan yang memberikan karunia kesehatan lahir dan batin. Bersabar ketika diuji sakit dan bersyukur ketika dikarunia kesehatan. Karena kadang seseorang yang diuji sakit terhina karena ketidaksabarannya dan dikala sehat terhina karena ketidaksyukurannya.

Ada dua nikmat yang banyak orang lalai mensyukurinya yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu” (HR Bukhari).



Nikmat sehat merupakan karunia dari Allah SWT, dan sering dianggap sebagai suatu hal yang biasa saja, sehingga kita kadang lalai untuk bersyukur kepada-Nya. Biasanya, kesadaran akan besarnya nikmat sehat baru timbul pada saat kita mengalami sakit.

Pada saat terbaring sakit, betapa lemah dan tidak berdayanya kita. Dalam kondisi tersebut, kita akan mengalami kesulitan untuk melakukan berbagai aktivitas dengan baik, termasuk melakukan ibadah wajib seperti sholat lima waktu.
Namun, Allah SWT memberikan keringanan-keringanan saat kita mengalami sakit. Jika tidak bisa berdiri karena kondisi badan lemah ketika sakit, kita boleh sholat sambil duduk. Allah SWT menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesukaran bagi hamba-Nya dalam beribadah.
Sabar adalah kegigihan kita untuk berada di jalan yang Allah sukai. Sabar ketika sedang diuji sakit. Kesabaran seseorang akan tampak dari akhlaq dalam menyikapinya.

Ada beberapa sikap sabar yang bisa kita latih disaat kita diuji sakit.

1.Sikap berprasangka baik kepada Allah.
Diawali dengan menyadari sepenuhnya bahwa tubuh ini bukan milik kita melainkan milik Allah. Mau dijadikan sehat, sakit, itu hak Dia.

2 Sikap menerima ketentuan Allah.
Tidak berkeluh kesah. Keluh kesah adalah tanda-tanda dari ketidaksabaran. Biasanya orang sakit menderita itu bukan karena sakitnya melainkan karena dramatisasinya. Oleh karena itu, betapapun parahnya penyakit kita, cobalah untuk memproporsionalkannya.

3.Merenungkan hikmah sakit
Salah satu hikmah sakit ialah gugurnya dosa bagaikan gugurnya daun-daun pepohonan. Dengan begitu, salah satu hikmah sakit yang bisa kita reguk ialah kesempatan kita untuk ber-muhasabah, mengintrospeksi diri, terutama terhadap sejumlah kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan.

4.Berniat untuk sembuh
Kita harus berniat untuk sembuh. Sabar untuk berniat sembuh akan memotivasi kita agar tidak menyerah pada rasa sakit. Perjuangan kita menjalani rasa sakit insya Allah dicatat sebagai jihad fii sabilillah. Justru di saat sakit itulah kita membuktikan ketaatan kita kepada Allah SWT.

Wallahualam bishshawab.

Semoga kita selalu menjadi manusia yang selalu bersyukur akan segala nikmat yg Allah berikan dan selalu bersabar pada saat ditimpa musibah..

Amien..

KITA WAJIB TAUBAT NASUHA Kepada ALLAH atas dosa yang dilakukan.

DALIL DASAR TAUBAT NASUHA
QS At-Tahrim
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai
QS Al-Baqarah 2:222
إِنَّ اللَّـهَ يُحِبُّ التَّوّٰبِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ


Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
QS Ali Imran 3: 133-134
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيالَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالْكٰظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّـهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ اللَّـهَ فَاسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُالذُّنُوبَ إِلَّااللَّـهُ وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Artinya: Bersegaralah kepada ampunan dari tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa
yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

(Quran Surah) QS An-Nisa’ 4:17
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوَءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُوْلَـئِكَ يَتُوبُ اللّهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللّهُ عَلِيماً حَكِيماً
Artinya: Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Hadits diriwayatkan oleh Jamaah (sekelompok perawi hadits):

كلُّ بَني آدمَ خطَّاء، وخيرُ الخطَّائين التوَّابون
Artinya: Setiap anak Adam (cenderung) berbuat kesalahan. Dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang bertaubat.

(Quran Surah) QS At-Taubat 9:104
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Artinya: Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?
DEFINISI TAUBAT NASUHA
Taubat Nasuha adalah bertaubat dari dosa yang diperbuat saat ini dan menyesal atas dosa-dosa yang dilakukannya di masa lalu dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi di masa medatang. Apabila dosa atau kesalahan tersebut terhadap esama manusia (haqqul adami), maka caranya adalah dengan meminta maaf kepadanya.

SYARAT DAN TATA CARA TAUBAT NASUHA
Ada 2 (dua) tipe kesalahan yaitu salah kepada Allah dan salah kepada sesama manusia.

MENYANGKUT HAK ALLAH
Imam Nawawi mengatakan bahwa ada 3 (tiga) syarat dalam melaksanakan taubat nasuha:
“قال العلماء: التوبة واجبةٌ من كلِّ ذنب؛ فإن كانت المعصيةُ بين العبد وبين الله – تعالى – لا تتعلَّق بحقِّ آدميٍّ، فلها ثلاثةُ شروط:( أحدها): أن يُقلعَ عن المعصية.( والثاني): أن يَندمَ على فِعْلها.( والثالث): أن يَعزمَ على ألاَّ يعودَ إليها أبدًا.
Artinya: Ulama berkata, taubat (nasuha) itu wajib dilakukan oleh setiap muslim atas dosa yang dilakukan. Apabila maksiat itu di antara manusia dan Allah–yang tidak berhubungan dengan hak sesama manusia (haqqul adami), maka ada 3 (tiga) syarat:
Pertama, meninggalkan perilaku dosa itu sendiri
Kedua, menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan.
Ketiga, berniat tidak melakukannya lagi selamanya.
Apabila tidak terpenuhi ketiga syarat di atas, maka tidak sah taubatnya.

TAUBAT MENYANGKUT HAK SESAMA MANUSIA
Pertama, meninggalkan perilaku dosa itu sendiri
Kedua, menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan.
Ketiga, berniat tidak melakukannya lagi selamanya.
Keempat, membebaskan diri dari hak manusia yang dizalimi dg cara sbb:
(a) Apabila menyangkut harta dengan cara mengembalikan harta tersebut;
(b) Apabila menyangkut non-materi seperti pernah memfitnah, ngerasani (ghibah), dll
maka hendaknya meminta maaf kepada yang bersangkutan.
Bertaubat pada sebagian dosa tertentu adalah sah pada dosa tersebut sedang dosa yang lain masih tetap demikian pendapat ahlul haq.
Selain itu, taubat nasuha hendaknya diiringi dengan amal perbuatan yang baik sebagai penebus dosa seperti memperbanyak infaq dan sedekah kepada fakir miskin, yatim piatu atau yayasan sosial Islam serta amal ibadah sunnah yang lain.

HUKUM TAUBAT NASUHA
Hukum taubat nasuha adalah wajib berdasarkan pada perintah dalam beberapa ayat Quran di atas
Para ulama sepakat (ijmak) atas wajibnya seorang muslim bertaubat atas dosa yang dilakukannya.

TANDA TAUBAT YANG DITERIMA
Taubat yang diterima dapat ditandai dengan perubahan perilaku orang yang bertaubat
Ia Akan meninggalkan perbuatan dosa dan taat menjalankan perintah Allah.
Selain itu, ia semakin meningkat ghirah atau spiritual ke-Islamnya dengan mendasarkan segala perbuatannya pada pertimbangan syariah Islam.

SHALAT TAUBAT

Shalat taubat (bahasa Arab, صلاة التوبة أو سلاة التوابين) adalah shalat sunnah yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk bertobat memohon ampun pada Allah atas dosa dan kesalahan yang telah dilakukan.

DALIL SHALAT TAUBAT
Hadits sahih riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad dalam Musnad .
مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ، ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللهَ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ
Artinya: Tidaklah seorang hamba berbuat satu dosa, lalu ia bersuci dengan baik, lalu berdiri untuk shalat dua rakaat, kemudian memohon ampun kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuni dosanya.
Kemudian Nabi membaca surat (Quran Surah) Ali Imron 3:135
،ثم قرأ هذه الآية: [وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Artinya: Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

SYARAT SHALAT TAUBAT
Sebagaimana setiap shalat, syarat pertama adalah mushalli (orang yang shalat) harus suci dari hadats kecil dan besar. Kalau belum hendaknya mandi junub dan berwudhu terlebih dahulu.
Setelah itu, lakukan shalat 2 raka’at.

NIAT SHALAT TAUBAT
Niat shalat taubat adalah sebagai berikut: أصلي سنة التوبة ركعتين لله تعالي
Artinya: Saya niat shalat sunnah taubat dua rokaat karena Allah.

BACAAN SHALAT TAUBAT
Rakaat pertama:Membaca Al-Fatihah dan Surat Al-Kafirun
Rakaat kedua: membaca Al-Fatihah dan Surat Al-Ikhlas.

DOA DAN BACAAN SETELAH SHALAT TAUBAT
Setelah salam, lalu membaca istighfar 100 kali اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمِ
Setelah istighfar, baca doa dibawah ini:

اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْاَلُكَ تَوْ فِيْقَ اَهْلِ الْهُدَى وَاَعْمَالَ اَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزْمَ اَهْلِ الصَّبْرِ وَجِدَّ اَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ اَهْلِ الرَّ غْبَةِ وَتَعَبُّدَ اَهْلِ الْوَرَعِ وَعِرْفَانَ اَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى اَخَافَكَ . اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْاَلُكَ مَخَا فَةً تَحْجُزُ نِى عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى اَعْمَلَ بِطَا عَتِكَ عَمَلاً اَسْتَحِقُّ بِهِ رِضَاكَ حَتَّى اُنَا صِحَكَ فِىالتَّوْ بَةِ خَوْ فًا مِنْكَ وَحَتَّى اَخْلِصَ لَكَ النَّصِيْحَةَ حُبًّا لَكَ وَحَتَّى اَتَوَ كَّلَ عَلَيْكَ فَ اْلاُمُوْرِ كُلِّهَاوَحُسْنَ ظَنٍّ بِكَ . سُبْحَانَ خَالِقِ نُوْرٍ

Artinya: Ya Alloh sesungguhnya hamba memohon kepada-Mu Taufiq(pertolongan)nya orang-orang yang mendapatkan petunjuk(hidayah),dan perbuatannya orang-orang yang bertaubat, dan cita-cita orang-orang yang sabar, dan kesungguhan orang-orang yang takut, dan pencariannya orang-orang yang cinta, dan ibadahnya orang-orang yang menjauhkan diri dari dosa (wara’), dan ma’rifatnya orang-orang berilmu sehingga hamba takut kepada-Mu. Ya Alloh sesungguhnya hamba memohon kepada-Mu rasa takut yang membentengi hamba dari durhaka kepada-Mu, sehingga hamba menunaikan keta’atan kepada-Mu yang berhak mendapatkan ridho-Mu sehingga hamba tulus kepada-Mu dalam bertaubat karena takut pada-Mu, dan sehingga hamba mengikhlaskan ketulusan untuk-Mu karena cinta kepada-Mu, dan sehingga hamba berserah diri kepada-Mu dalam semua urusan, dan hamba memohon baik sangka kepada-Mu. Maha suci Dzat Yang Menciptakan Cahaya.

WAKTU PELAKSANAAN SHALAT TAUBAT
Shalat taubat (tobat) termasuk dari shalat sunnah mutlak yang dapat dilaksanakan kapan saja.
Siang dan malam.
Kecuali waktu yang dilarang melakukan shalat sunnah.
Adapun waktu larangan shalat sunnah ada 5 (lima) sebagai berikut:
1. Dari terbit fajar kedua sampai terbit matahari.
2. Dari terbit matahari sampai matahari naik sepenggalah(قيد رمح).
3. Dari saat matahari persis di tengah-tengah sampai condong.
4. Dari shalat ashar sampai tenggelam matahari.
5. Menjelang tenggelam matahari sampai tenggelam sempurna.

DOSA BESAR
SYIRIK
Dosa syirik adalah dosa terbesar dalam Islam. Syirik berarti keluar dari Islam yang biasa disebut dengan murtad. Murtad disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
1. Pindah ke agama lain
2. Mengharamkan perkara halal atau menghalalkan perkara haram
seperti wajib shalat 5 waktu, puasa Ramadan, dll.
3. Melakukan dosa besar dan tidak menganggap itu sebagai dosa.

MEMBUNUH
Membunuh atau melakukan pembunuhan merupakan dosa yang sangat besar.

Berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut:
1. (Quran Surah) Al-Maidah 5:32:
أنه من قتل نفسا بغير نفس أو فساد في الأرض فكأنما قتل الناس جميعا ومن أحياها فكأنما أحيا الناس جميعا
Artinya: Barangsiapa yang membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia.

2. (Quran Surah) Al-An’am 6:151
وَلاَ تَقْتُلُواْ ٱلنَّفْسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلاَّ بِٱلْحَقّ
Artinya: Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Menurut Tafsir Qurtubi, yang diharamkan untuk dibunuh adalah orang Islam dan orang kafir muahadah yaitu orang nonmuslim yang memiliki pernjanjian damai dengan negara Islam.

3. Hadits Nabi riwayat Bukhari & Muslim (muttafaq alaih):
لا يحل دم امرئ مسلم يشهد أن لا إله إلا الله وأني رسول الله إلا بإحدى ثلاث: الثيب الزاني والنفس بالنفس والتارك لدينه المفارق للجماعة
Artinya: Tidak halal darah seorang Muslim yang membaca syahadat kecuali karena tiga hal: janda yang berzina, telah membunuh orang, meninggalkan agama dan memisahkan diri dari jamaah Islam.

4. Hadits Nabi riwayat Bukhari:
اجتنبوا السبع الموبقات))، قيل: يا رسول الله، وما هن؟ قال: ((الإشراك بالله والسحر وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق
Artinya: Jauhilah 7 (tujuh) dosa besar.
Ditanyakan: Apa saja itu Ya Rasulullah? RAsul berkata: syirik pada Allah, sihir, membunuh kecuali karena alasan yang benar.

MENCURI/MERAMPOK
Perbuatan mencuri adalah dosa besar karena merusak tatanan dan harmoni dalam masyarakat.
Dalil-dalinya adalah sebagai berikut:

1. QS Al-Maidah 5:38:
وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوا أَيْدِيَهُمَا جَزَاءً بِمَا كَسَبَا نَكَالاً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya: Adapun orang laki-laki dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan dari perbuatan yang mereka lakukan.

2. QS Al-Mumtahanah 60:12:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ عَلَى أَنْ لا يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئاً وَلا يَسْرِقْنَ وَلا يَزْنِينَ وَلا يَقْتُلْنَ أَوْلادَهُنَّ
Artinya: Wahai Nabi apabila perempuan-perempuan mukmin datang kepadamu untuk mengadakan baiat (janji setia), bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina dan tidak akan membunuh anak-anaknya..

BERZINA / SELINGKUHAN
Zina adalah hubungan seksual di luar nikah baik suka sama suka atau tidak.
Berzina adalah salah satu dosa besar dalam Islam.
Zina awal mula timbul dari percampuran laki-laki dan perempuan secara bebas.
Karena itu, khalwat (berduaan antar lawan jenis dilarang yang bukan mahram dilarang) Dalil-dalil larangan berzina antara lain sebagai berikut:

1. QS Al-Isra’ 17:32
وَلاَ تَقْرَبُواْ لزّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina;
(zina) itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.

2. QS An-Nur 24:2:
الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ وَلا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Artinya: Pezina perempuan dan pezina laki-laki,deralah masing-masing 100 kali,dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk(menjalankan) agama (hukum) Allah,jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hendaklah hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.

ALKOHOL / NARKOBA
Minum minuman beralkohol baik banyak atau sedikit adalah haram dan dosa besar.
Termasuk juga mengonsumsi narkoba dan segala macam bentuk penyalahgunaan obat-obat terlarang seperti ectassy, dan lain-lain.
Dalilnya sebagai berikut:

1. QS Al-Baqarah 2:219:
يَسْأَلونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا
Artinya: Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya.”

2. QS Al-Maidah 5:90:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.

3. QS Al-Maidah 5:91:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
Artinya: Dengan minuman keras dan judi itu setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan salat maka tidakkah kamu mau berhenti?

TIDAK MELAKUKAN RUKUN ISLAM
Islam itu identik dengan 5 (lima) pilarnya.
Tidak melaksanakan 5 lima rukun Islam sengaja atau tidak adalah dosa besar.
Yaitu, syahadat, shalat lima waktu, membayar zakat, puasa Ramadan, dan haji apabila mampu.

70 DOSA BESAR LAINNYA
Alasan dan dasar hukumnya dapat dilihat sendiri dalam kitab Al-Kabair (الكبائر) karya Adz-Dhahabi.

1. Menyekutukan Allah atau Syirik
2. Membunuh manusia
3. Melakukan sihir
4. Meninggalkan shalat
5. Tidak mengeluarkan zakat
6. Tidak berpuasa ketika bulan Ramadhan tanpa alasan yang kuat
7. Tidak mengerjakan Haji walaupun berkecukupan
8. Durhaka kepada Ibu Bapa
9. Memutuskan silaturahim
10. Berzina
11. Melakukan sodomi atau homoseksual
12. Memakan riba
13. Memakan harta anak yatim
14. Mendustakan Allah S.W.T dan rasul-Nya
15. Lari dari medan perang
16. Pemimpin yang penipu dan kejam
17. Sombong
18. Saksi palsu
19. Meminum minuman beralkohol
20. Berjud
i21. Menuduh orang baik melakukan zina
22. Menipu harta rampasan perang
23. Mencuri
24. Merampok
25. Sumpah palsu
26. Berlaku zalim
27. Pemungut cukai yang zalim
28. Makan dari harta yang haram
29. Bunuh diri
30. Berbohong
31. Hakim yang tidak adil
32. Memberi dan menerima sogok
33. Wanita yang menyerupai lelaki dan sebaliknya juga
34. Membiarkan istri, anaknya atau anggota keluarganya yang lain berbuat mesum dan memfasilitasi anggota keluarganya tersebut untuk berbuat mesum
35. Menikahi wanita yang telah bercerai agar wanita tersebut nantinya bisa kembali menikah dengan suaminya terdahulu
36. Tidak melindungi pakaian dan tubuhnya dari terkena hadas kecil seperti air kencing atau kotoran
37. Riya atau suka pamer
38. Ulama yang memiliki ilmu namun tidak mau mengamalkan ilmunya tersebut untuk orang lain
39. Berkhianat
40. Mengungkit-ungkit pemberian
41. Mangingkari takdir Allah SWT
42. Mencari-cari kesalahan orang lain
43. Menyebarkan fitnah
44. Mengutuk umat Islam
45. Mengingkari janji
46. Percaya kepada sihir dan nujum
47. Durhaka kepada suami
48. Membuat patung
49. Menamparkan pipi dan meratap jika terkena bala
50. Menggangu orang lain
51. Berbuat zalim terhadap yg lemah
52. Menggangu tetangga
53. Menyakiti dan memaki orang Islam
54. Durhaka kepada hamba Allah S.W.T dan menggangap dirinya baik
55. Memakai pakaian labuhkan pakaian
56. Lelaki yang memakai sutera dan emas
57. Seorang hamba (budak) yang lari dari Tuannya
58. Sembelihan untuk selain dari Allah S.W.T
59. Seorang yang mengaku bahwa seseorang itu adalah ayahnya namun dia tahu bahwa itu tidak benar
60. Berdebat dan bermusuhan
61. Enggan memberikan kelebihan air
62. Mengurangi timbangan
63. Merasa aman dari kemurkaan Allah S.W.T
64. Putus asa dari rahmat Allah S.W.T
65. Meninggalkan sholat berjemaah tanpa alasan yang kuat
66. Meninggalkan Sholat Jumaat tanpa alasan yang kuat
67. Merebut hak warisan yang bukan miliknya
68. Menipu
69. Mengintip rahasia dan membuka rahasia orang lain
70. Mencela Nabi dan para sahabat beliau

Insya Allah
mohon maaf..semoga bermanfaat

Sumber ” Makrifat atau Mengenal Allah “

Hidup Di Dunia Laksana Azan dan Iqomah

“Hidup kita didunia ini singkat Nak Mas, bahkan sangat singkat Nak Mas, hidup kita didunia ini tidak lebih dari ‘waktu adzan hingga menunggu waktu shalat tiba’…..” Kata Ki Bijak dalam suatu kesempatan.
“Waktu hidup kita didunia tidak lebih dari waktu adzan hingga menunggu waktu shalat tiba ki…?” Tanya Maula belum paham.



“Ya Nak Mas…, orang-orang tua kita dulu, dengan sangat cerdik menggambarkan singkatnya perjalanan seorang anak manusia didunia ini, dengan sebuah symbol, yaitu dengan mengadzani bayi ketika baru lahir…….” Kata Ki Bijak menghentikan penjelasannya sehingga membuat Maula penasaran.

“Lalu ki….?” Tanya Maula tidak sabar.

“Lalu ketika seseorang meninggal, maka ia akan dishalatkan, shalat jenazah namanya, Nak Mas perhatikan, ketika kita lahir, kita diadzani, kemudian ketika kita meninggal, kita dishalati, bukankah ini sebuah ‘nasehat’ yang sangat bagus untuk menggambarkan betapa singkatnya hidup ini, kehidupan kita didunia ini berkisar antara saat adzan dan waktu shalat tiba…….” Kata Ki Bijak melanjutkan.

“Subhanallah…., benar ki…., betapa singkatnya hidup ini…, waktu antara adzan dan waktu shalat itu tidak pernah lebih dari setengah jam ki…., paling-paling lima hingga sepuluh menitan…..” Kata Maula.

“Ya Nak Mas, waktu antara adzan hingga waktu shalat tiba hanya sekitar lima sampai sepuluh menitan, waktu yang sangat singkat……., pernah Nak Mas perhatikan apa yang dilakukan kebanyakan orang yang sedang menunggu datangnya waktu shalat setelah adzan berkumandang…?” Tanya Ki Bijak.

“Macam-macam ki…, ada yang melaksanakan shalat qobliyah, ada yang dzikir, tapi banyak pula yang bercanda, bersenda gurau, ledek-ledekan, bahkan ada yang tertawa-tawa dan ngobrol seperti dipasar……” Kata Maula.

“Apapun aktivitasnya, baik itu dia melaksanakan shalat sunnah, baik itu dia dzikir, baik itu dia bercanda, bersenda gurau,ledek-ledekan atau bahkan tertawa dan ngobrol, tapi saat shalat tiba, dia harus mengakhirinya setelah imam bertakbir….., Nak Mas tahu yang Aki maksud….?” Tanya Ki Bijak.

Maula diam sejenak, mencoba mencerna apa yang dimaksud gurunya, “Mungkin itu gambaran dalam kehidupan kita ya ki…., sejak kita dilahirkan, menjadi sesosok bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan kemudian menjadi tua, setiap orang melakukan berbagai aktivitas berbeda-beda dalam mengisi waktu hidupnya…,

“Ada yang menggunakan waktunya untuk mengabdi kepada Allah, beribadah, menunaikan rukun islam dengan baik dan benar, beramal shaleh dan lainnya….,

“Disisi lain, ada orang yang menggunakan masa hidupnya untuk berfoya-foya, bersenda gurau, bahkan tidak jarang yang menghabiskan waktu hidupnya untuk bermaksiat, baik itu bermaksiat kepada Allah, pun juga banyak orang yang menghabiskan masa hidupnya untuk bermaksiat kepada sesama manusia……., Bukan begitu ki…” Kata Maula.
Ki Bijak mengangguk, “Lalu Nak Mas…?” Tanya Ki Bijak kemudian.

“Lalu, terlepas dari apapun yang dilakukan oleh masing-masing manusia dalam mengisi kehidupannya, suatu saat nanti, saat dishalatkan itu akan tiba, saat kematian itu pasti datang kepada siapapun, dan ketika saat kematian itu datang, tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki diri atau menyesal, karena itu sudah terlambat…” Kata Maula.

“Tepat Nak Mas…., saat kita dishalatkan itu pasti datang, terlepas dari bagaimana kita ‘menunggu’ dan menghabiskan waktu kita dari kita diadzani hingga waktu kita dishalatkan itu tiba….., maka merugilah mereka yang menghabiskan waktu antara adzan dan waktu dishalatkan itu dengan bercanda, dengan bersenda gurau, dengan main-main, karena waktu tidak akan menunggu, sekali ia datang, maka tidak akan ada sesuatu pun yang akan menghalanginya….”

“Sebaliknya, ‘beruntunglah’ mereka yang menunggu saat-saat waktu dishalatkan itu tiba dengan ibadah, dengan berdzikir, dengan beramal shaleh, dan berbuat kebajikan, insya Allah kelompok ini termasuk golongan orang-orang yang akan berbahagia setelah waktu dishalatkannya, karena mereka akan mendapatkan kelapangan dialam kuburnya, dan insya Allah diakhirat pun mereka akan beroleh kebahagiaan, sebagai balasan atas kebajikan yang mereka lakukan semenjak adzan dikumandangkan hingga waktu dishalatkan tiba…..” Kata Ki Bijak lagi.

“Adzan hingga waktu shalat………, waktu yang sangat sekali….” Kata Maula setengah berguman.

“Ya Nak Mas…., nanum diantara singkatnya waktu tersebut, sesungguhnya waktu antara adzan dan iqomah dan kemudian shalat, itu adalah waktu mustajab untuk kita bermunajat kepada Allah, sebagaimana hadits dari Anas Bin Malik bahwa Rasulullah Saw bersabda,” Do’a tidak akan ditolak antara adzan dan iqomat” ( Sunan Abu Daud kitab sholat 1/144 No. 521, Sunan At Tirmizi bab Jamiud Da’awat 13/87, Sunan Al Baih kitab Sholat 1/410 )……”Kata Ki Bijak lagi.

“Artinya apa ki…?” Tanya Maula.

“Aki tidak bermaksud mentafsirkan hadits ini kalau Aki mengatakan bahwa ini juga sebuah tamsil bahwa kehidupan dunia yang singkat ini dapat menjadi sesuatu yang sangat berharga bila kita pandai memanfaatkannya, dunia ini tempat kita berladang dan bercocok tanam ‘kebajikan’, yang jika kita pandai menjaga dan merawatnya, maka hasil panen kebajikan ini adalah sebuah bekal yang sangat berharga untuk kita hidup dialam keabadian nanti……,

“Mungkin masa hidup umat baginda Rasul ini tidak sepanjang umat-umat terdahulu, hanya berkisar antara 60 sampai 70 tahun saja, sangat singkat jika dibanding dengan umat Nabi Nuh yang mencapai 900 tahunan, tapi justru inilah yang membuat ‘perbedaan’ antara umat baginda Rasul dengan umat sebelumnya, bahwa dengan usia yang sangat singkat ini, umat Rasul diberi ‘fasilitas’ untuk memasuki surganya Allah terlebih dahulu…, dengan catatan itu tadi, fasilitas itu akan diberikan kepada mereka yang bisa menggunanakan waktu hidupnya dengan penuh kehati-hatian, penuh pengabdian kepada Allah swt dengan menjalankan semua perintahNya semampu yang kita bisa, dan meninggalkan laranganya dengan sungguh-sungguh dengan segenap kemampuan kita….., mulai dari kita diadzani, hingga kita dishalatkan…, insya Allah hidup yang singkat ini akan menjadi berharga bagi kehidupan kita sekarang, didunia, pun dan kehidupan kita diakhirta kelak…….” Kata Ki Bijak lagi.

Maula terdiam, merenungi singkatnya waktu antara adzan dan shalat, merenungi sudah berapa lama waktu yang ia habiskan semenjak ia lahir dan dikumandangkan adzan ditelinga kanannya……, sekarang entah berapa lama lagi waktu yang tersisa hingga waktu dishalatkan itu kan tiba….”

“Yaa Rabb……, berilah hamba kemampuan untuk dapat mensyukuri nikmat umur yang Engkau berikan ini, dengan semata mengabdi kepadaMu, dan ampuni jika ada waktu-waktu yang Engkau berikan, terbuang sia-sia karena kedhaian hamba…..” Maula bermunajat kepada Allah swt.

“Amiiin…….” Sambut Ki Bijak, membiarkan Maula tenggelam dalam dzikirnya.

Wassalam

www.facebook.com/RKIINSPIRATIF

Interaksi antara Laki-Laki dengan Wanita yang Halal dan yang Haram: Memahami Apa itu Ikhtilat

Sebetulnya jarang-jarang saya membahas fiqih secara fokus di satu artikel blog ini. Itu artinya, kalau udah saya bahas secara fokus begini, ini penting. Serius, ini penting! Soalnya, ternyata banyak diantara kita yang belum paham tentang ikhtilat ini. Kalau ikhtilat ini belum dipahami, nggak heran, jadinya kita kerap terjerumus dalam dosa. Padahal, saya kepingin banget istiqomah. Tentunya kita semua butuh banget istiqomah.


Nah, Terus, Apa itu Ikhtilat?

Beli Tas Ransel Wanita Murah SekarangIkhtilat itu artinya adalah, ketika beberapa cowok dan beberapa cewek berkumpul-kumpul pada suatu tempat, yang padahal mereka semua itu bukan mahrom. Plus, terjadinya interaksi di antara mereka. Seperti halnya ngobrol, nyentuh tangannya, dan sebagainya.

Contohnya? Banyak. Cukup lumrah terjadi. Seperti halnya ketika Anda naik angkot. Nah, itu kan di angkot itu, Anda akan berpapasan dengan laki-laki maupun perempuan yang bukan mahrom. Sudah begitu, sampai berdesak-desakan lagi. Yang lebih konkrit lagi, itu kalau naik Kereta Api. Wah, sepertinya sulit untuk menghindari ikhtilat kalau sudah begitu.

Emangnya Kenapa Kalau Ikhtilat?
Lantaran, dalam Islam, ikhtilat itu hukumnya haram. Berdosa kalau Anda begitu. Artinya, yah nggak boleh Anda ngumpul-ngumpul dan berinteraksi begituan dengan lawan jenis yang bukan mahrom Anda. Lagian, kalau kita lihat faktanya sekarang, ujung-ujungnya ikhtilat itu akan menuju kepada:
Memandang aurat
Pelecehan seksual
Menyentuh kulit yang bukan mahrom
Zina
Dan sebagainya

Sesungguhnya ikhtilat adalah jalan yang memudahkan terjadinya berbagai kemaksiatan. Antara lain, terjadinya khalwat, yaitu laki-laki yang berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Sabda Rasulullah SAW, ”Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang perempuan, karena yang ketiganya adalah syaitan.”
[HR. Ahmad]

Kan Nggak Ngapa-Ngapain?
Kalau nggak ngapa-ngapain, yah ngapain ngumpul-ngumpul? Hehehe! Kalau nggak ngapa-ngapain, yah nggak apa-apa. Coba Anda simak sekali lagi definisi ikhtilat yang dipaparkan di atas. Ikhtilat itu, terjadi karena 2 hal. Satu, bercampur baurnya pria dan wanita yang bukan mahrom dalam satu tempat. Dua, terjadi interaksi diantara mereka.

Nah, kalau cuman bercampur baur doang, nggak ada interaksi, yah nggak apa-apa. Kayak misalnya kalau Anda lagi ke Mall tuh. Itu kan pas Anda lagi lihat-lihat barang, di dekat Anda juga ada banyak lawan jenis yang bukan mahrom. Selama tidak ada interaksi, nggak apa-apa. Anda nggak berdosa.
Tapi, Ada juga Ikhtilat yang Halal

Yah, ada pengecualian. Ada saat-saat laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom boleh berkumpul di suatu tempat, dan berinteraksi. Yakni, tatkala pada perkara:
Jual-Beli. Maksudnya, kalau Anda lagi jajan, belanja, dan sebagainya.

Pendidikan. Dengan kata lain, belajar dan mengajar. Nah, kayak kalau di Sekolah maupun di Kampus. Dan sebagainya.

Kesehatan. Seperti halnya kalau Anda ke dokter dan dicek sakit apa. Juga, seperti pas Anda diopname di Rumah Sakit. Dan sebagainya.
Sosial. Seperti halnya dalam dakwah, pengadilan, dan sebagainya.
Ibadah. Seperti halnya berhaji.
Waspadai Modus!

Dan pada kasus lainnya, adalah dimana saat memang mengharuskan laki-laki dan perempuan itu berinteraski. Yang jika mereka tidak berinteraksi, maka kepentingan tersebut tidak bisa terjadi. Seperti halnya ketika Anda belanja di Indomaret, rupanya yang jaga kasirnya lawan jenis. Tinggal sendirian pula dia. Kan nggak mungkin kalau kita langsung borong nggak bayar kan?

Tapi, sekiranya ada kepentingan yang bisa dilakukan tanpa harus ikhtilat, yah janganlah ikhtilat. Seperti halnya untuk makan di KFC. Ngapain ngajak-ngajak lawan jenis yang bukan mahrom? Toh, makan sendirian juga bisa. Apa perlu makannya sambil disemangatin, “Cemungudh Qaqack!” gitu? Ah, itu mah modus namanya! Hehehe!

Terpisahnya Kehidupan Laki-Laki dan Perempuan
Pada awalnya, komunitas laki-laki dan perempuan itu harusnya terpisah. Yang namanya komunitas (dalam artian kumpulan individu), laki-laki cukup berkumpul dengan laki-laki saja, dan perempuan cukup ngumpul dengan perempuan saja. Makanya kan, dalam sholat shafnya dipisah. Dalam kajian, shafnya dipisah. Harusnya, dalam urusan lain juga dipisah. Cukup jelas kita udah dikasih tahu hal begini, dari cerita-cerita pas Rasulullah hidup waktu itu.

Kalau dulu, aturan ini diberlakukan menjadi undang-undang resmi di negara. Cuman, semenjak tahun 1924, negeri Islam yang satu jadi terpecah belah, sehingga menjadi Indonesia, Malaysia, Arab, Turki, dan sebagainya. Ketika sudah pecah begitu, akhirnya yang mengatur undang-undang adalah orang yang nggak hobi dengan Al-Qur’an dan hadits. Mereka lebih hobi mengikuti aturan yang dibuat oleh sebagian kaum Yahudi dan Nasrani, notabene tak hobi dengan syariat Islam.

Manfaat Tak Ikhtilat
Terpisahnya Komunitas Cowok dan Cewek Non-MahromHebatnya, Islam itu menyediakan cara-cara yang cerdas. Salah satunya, Islam sangat paham dengan prinsip “Mencegah lebih baik daripada mengobati”. Makanya, Islam memilki sistem yang kuat, yang pernah selama lebih dari 1300 tahun negeri Islam berjaya, Islam memilki rekor terbaik berupa negeri yang kasus kriminalnya paling sedikit, diantara negeri-negeri lain yang menerapkan sistem Demokrasi, Republik, Kerajaan, dan sebagainya.

Kenapa bisa begitu? Tentulah, salah satu penyebabnya, karena undang-undang secara tegas melarang ikhtilat. Karena pelarangan ikhtilat merupakan solusi yang mengakar. Bukan solusi ecek-ecek yang sementara.

Maksudnya, ibaratnya solusi ecek-ecek itu, ketika atap Rumah Anda bocor, dan kalau hujan jadinya tetesan air berjatuhan melulu, maka Anda naruh ember di tempat jatuhnya tetesan air tersebut. Sedangkan solusi mengakarnya adalah, Anda perbaiki atap Rumah Anda.

Soalnya, kalau ngerjain solusi sementara, itu menyebabkan kita jadi capek, besok-besoknya harus ngurusin masalah itu lagi. Kalau solusi mengakar, insya Allah besok masalahnya nggak ada lagi.
Lagi pula, emang dasar Allah dan RasulNya yang memerintahkan kan?

Kedua mata zinanya adalah memandang [yang haram]; kedua telinga zinanya adalah mendengar [yang haram], lidah zinanya adalah berbicara [yang haram], tangan zinanya adalah menyentuh [yang haram], dan kaki zinanya adalah melangkah [kepada yang haram].
[HR. Muslim]

…para wanita yang ikut hadir dalam shalat berjamaah, selesai salam segera bangkit meninggalkan masjid pulang kembali ke rumah mereka. Sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan jamaah laki-laki tetap diam di tempat mereka sekedar waktu yang diinginkan Allah. Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangkit, bangkit pula kaum laki-laki tersebut.
[HR. Bukhari]

Nah, kan, yang keluar perempuan dulu, baru laki-laki. Kalau keluar bersamaan, bisa-bisa ikhtilat jadinya.

Tidaklah merajalela perbuatan zina di suatu kaum, kecuali kematian pun akan merajalela di tengah kaum itu.
[HR. Ahmad]

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
[QS. An-Nuur (24): 31]

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya* ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[QS. Ar-Rahmaan (33): 59]

Dunia Sementara AKhirat Selamanya


Allah SWT menciptakan dunia ini untuk kita manusia, namun kita diciptakan oleh Allah bukanlah untuk dunia ini.

Allah SWT menciptakan kita adalah untuk kehidupan akhirat yang selama-lamanya.

Ketetapan Allah bahwasannya dunia ini hanyalah sementara saja, apa saja yang ada didunia ini, siapa saja yang ada di dunia ini hanya sementara saja.

Kaya di dunia, kaya yang sementara, miskin di dunia pun miskin yang sementara, jadi raja di dunia, raja yang sementara, jadi rakyat pun sementara saja.

Sehat sementara, sakit sementara, tampang sementara, cantik sementara, hidup sementara bahkan matahari yang kita lihat terbit di ufuk timur tiap hari dan tenggelam di ufuk barat itu pun sementara saja.

Suatu hari nanti pasti dan pasti Allah akan hancurkan itu matahari, sungguh bodoh apabila kita mencintai sesuatu yang sementara. Mencintai dunia yang akan Allah hancurkan

Alihkanlah cinta kepada kampung akhirat tempat kehidupan yang abadi selama-lamanya. Kaya selama-lamanya dan tidak akan miskin-miskin lagi, jadi raja selama-lamanya yang tidak pernah di ganggu oleh demonstran. Cantik selama-lamanya yang tidak akan tua-tua lagi bahkan hidup disana selama-lamanya.

Dikumpulkan seluruh kenikmatan-kenikmatan dunia kemudian dibandingkan kenikmatan yang Allah berikan pada satu orang ahli surga itu seperti kita mencelupkan ujung jari kita ke samudra yang luas dan lihatlah satu tetes air yang menempel di jari kita, itulah kenikmatan dunia.

Begitu pula seluruh kenikmatan-kenikmatan di dunia dikumpulkan kemudian dibandingkan dengan satu orang ahli neraka, maka seluruh penderitaan di dunia ini bagaikan satu bijih salak saja tidak ada apa-apa.

Masalah di dunia bukanlah masalah yang sesungguhnya, masalah kita nanti yang sesungguhnya adalah di akhirat.

“Puisi yang berisi nasihat nasihat agama.

di bawakan oleh Derry Sulaiman”

Hikmah Juang Ditanah Rantau

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan

Ada banyak hikmah ketika seseorang mengambil keputusan untuk merantau, kita akan dipaksa untuk belajar agar mensyukuri keadaan yang dirasakan tempat tinggal ekita sebelumnya meski sejatinya dulu sering kita keluhkan, setelah merantau menjadi hal yang berbeda. seakan tempat tinggal kita adalah zona paling nyaman dalam hidupkita.



Belajar Beradaptasi

Merantau halnya belajar di negeri orang, karena di lingkungan baru kita akan menemukan yang belum pernah ditemukan di tempat kelahiran kita. Dari situ kita baru belajar sesuatu yang baru. Karena kita di lingkungan orang lain, jadi kita harus bisa beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Kita bisa belajar baik dari segi bahasanya, karakter dan budaya masyarakatnya sekalipun agar kita bisa berbaur dengan mereka.

Merantau itu berjuang

Hidup itu penuh perjuangan, salah satu perjuangan besar untuk diri sendiri adalah merantau, dari rumah kita keluar dan masuk di tempat yang baru pasti mempunyai tujuan.Tujuan itu perlu kita perjuangkan agar tidak kalah telak dalam perjalanan.Berjuang identik dengan perlawanan, entah itu perlawanan terhadap batin sendiri maupun perlawanan terhadap lawan dalam rangka memperjuangkan apa yang kita perjuangkan dari rumah.

Merantau adalah Perubahan

Tak ayalnya dalam berjuang, yang kita inginkan adalah perubahan.Perubahan menuju yang lebih baiktentunya. Bergerakdari satu tempat ketempat yang baru merupakan indikasi perubahan yang tergerak oleh sebuah aksi, dimana aksi ini akan memberikan hasil. Bukanlah jiwa sang Petualang jika tidak ada pergerakan. Bukan jiwa seorang pemuda jika belum pernah mencicipi asam garam dan pahit getirnya hidup dalam perantauan.

Perantau adalah Sang Penakluk

Layaknya seperti Ghazi (Sang ksatria Islam Turki). Berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain, nomaden adalah kebiasaan mereka. Perantaupun layaknya seperti Ghazi, menjadi sang penaklukdan sang pembebas dalam segala hal, terutama dalam memperjuangkan Islam sesuai bisyaroh Rasulullah Saw..

Menyadarkanku akan arti kasih sayang

Rasa rindu dengan keluarga adalah nikmat tersendiri bagi kita, nikmat yang sungguh luar biasa besar menurut saya pribadi. Karena saat ini Saya merasakan betapa besarnya kasih sayang beliau terhadap saya ketika saya menyampaikan keadaan di perantauan ini beliau langsung tanggap memberikan apa yang saya butuhkan. Dari situ saya tersadar, betapa orang tua sangat sayang lebih dari apapun kepada anaknya, sedangkan mungkin dulunya kita merasa mandiri sebagai seorang diri.

Sekarang Saya sangat bersyukur ternyata Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk bertemu keluarga pada hari Raya Idul Adha kemarin, tepatnya pada tanggal 15 Oktober 2013. Padahal waktu itu saya sudah 85% dipastikan tidak bisa merayakan hari raya haji di rumah bersama keluarga, dan ternyata nasib berpihak pada saya J

Kini, betapa saya sangat sadar arti kasih sayang orang tua. Betapa saya sangat merasakan hikmah merantau. Pantaslah Imam Syafi’I sampai bersyair tentang Indah dan pentingnya merantau;

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa

Anak panah jika tak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu Gaharu tak ubahnya kayu biasa jika di dalam hutan